MUARABULIAN - Salah satu komoditi hortikultura yang tengah di kembangkan di kabupaten Batanghari, adalah buah Naga Merah ( Hylocereus polyrhizus ).
Di tahun 2019 ini, pemerintah Batanghari memprioritaskan 4 desa di sejumlah kecamatan dalam kabupaten Batanghari menjadi prioritas untuk pengembangan budidaya buah naga tersebut.
Empat desa yang diprioritaskan tersebut adalah, desa Sungai Buluh, kecamatan Muarabulian, Mekar Sari, kecamatan Maro Sebo Ilir, desa Batin dan Petajen, kecamatan Bajubang.
Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura, Gusnel Hadi, kepada media ini mengatakan, Dipilihnya empat desa ini karena masuk dalam pengembangan kawasan agrowisata untuk kabupaten Batanghari.
Menurutnya, buah naga merah akan menjadi icon kabupaten Batanghari bila program pengembangan buah naga ini berhasil dilaksanakan dan diikuti oleh petani hortikultura lainnya .
“ Untuk tahun ini ada empat desa yang menjadi prioritas pengembangan buah naga ini,” kata Gusnel di Muarabulian, Kamis (24/1/2019).
Untuk percepatan pengembangan buah naga ini, pemerintah Batanghari pada tahun ini akan memberikan bantuan bibit buah naga sebanyak 8.000 batang secara gratis melalui dana APBD kabupaten Batanghari tahun 2019. Selain bibit, pemerintah juga akan memberikan bantuan pupuk serta perlengkapan lainnya.
“ Tanaman ini setahun sudah dapat berbuah dan masa tumbuhnya bisa mencapai 15 tahun, oleh karena itu investasi awal yang utama setelah bibit adalah tiang tonggak yang kuat/kokoh yang akan dibebani puluhan sulur tanaman buah naga,” katanya.
Mengenai manfaat buah naga bagi kesehatan sudah tidak diragukan lagi, utamanya untuk menurunkan kolesterol, mencegah diabetes mellitus, mencegah kanker, meningkatkan kekebalan tubuh, merawat kulit dan lain sebagainya. Ini menjadikan komoditi buah naga sebagai komoditi yang prospektif untuk ditumbuhkembangkan.
“ Bila nanti telah ada sebuah desa yang seluruh masyarakat desanya memanfaatkan lahan pekarangannya dengan tanaman buah naga dan sudah berproduksi dan mengkonsumsi buahnya apakah dalam bentuk juss, dimakan buah segar, maka sudah hampir dapat dipastikan bahwa desa tersebut mempunyai masyarakat yang sehat, bebas kolesterol,” katanya.(*)
Penulis: Mon
Editor: Raden Denni