KERINCI - Desa Renah Kasah Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, adalah salah satu desa peyangga yang berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun, nama Renah Kasah diambil dari sejarah nama ”Renah Basah” atau tempat basah yang merupakan bagian jalan menuju Desa yang hampir selalu terendam air karena merupakan daerah rawa-rawa. Agar Iebih mudah diingat maka, nama desa disebut sebagai Renah Kasah.
Desa Renah Kasah merupakan dataran tinggi yang bergelombang dan datar dengan tekstur tanahnya yang lempung, sehingga banyak masyarakat yang memanfaatkan untuk bercocok tanam seperti bertani. Sebagian kecil juga memiliki kolam untuk perikanan dan berkebun kayu manis. Tanah subur ini karena berada di kaki Gunung Kerinci.
Secara adminstratif Desa Renah Kasah berbatasan langsung dengan kawasan, wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di bawah kaki Gunung Kerinci. Secara geografls, desa ini terletak pada posisi 01°48’35.7” LS dan 101°21’50.9” BT dengan ketinggian 1.539 meter dari permukaan laut. Desa Renah Kasah dulunya mempunyai Tiga Dusun, yaitu Dusun l, Dusun ll, Dusun Ill. Untuk mencapai desa, dapat melalui satu jalan darat dengan menggunakan sepeda bermotor.
Jarak desa dengan ibukota kabupaten yaitu 63 km dengan waktu tempuh diperkirakan 2 jam dikarenakan Akses Jalan menuju desa Renah Kasah yang sangat memprihatinkan, tidak mendapatkan perhatian Pemerintah Kabupaten Kerinci dan Pemprov Jambi.
Pasalnya, Hampir puluhan tahun akses jalan menuju desa yang terisolir musim hujan harus melintasi genangan Air mencapai 1 meter, bahkan hujan pun harus melintasi jalan yang hanya dengan papan kayu.
Padahal jalan ini satu satunya jalan akses yang digunakan masyarakat Renah Kasah sehari hari, dalam beraktivitas dan mengeluarkan hasil produksi pertanian. Bukan hanya itu saja, jalan tersebut juga merupakan jalan satu-satunya yang digunakan tenaga pendidik untuk mendidik anak-anak yang ada di Desa Renah Kesah.
Seperti yang dialami Roy Andes Santoni, yang merupakan salah seorang guru di SD Negeri 226/III Renah Kasah. Dimana, Roy yang tinggal di Desa Bento Kecamatan Kayu Aro Barat, terpaksa setiap harinya harus menyiapkan mantel dan sepatu bot, jika tak ingin basah menempuh jalan satu-satunya menuju Sekolah.
Dijelaskannya, bahwa jumlah murid di SD Renah Kasah yakni 28 siswa dari kelas 1-6, dengan jumlah guru 5 orang. SD Negeri 226/III Renah Kasah merupakan salah satu desa yang berada di kawasan TNKS. "Jarak rumah saya kesekolah kurang lebih 16.8 KM. tidak terlalu jauh dalam perhitungan jarak mengajar biasa. Namun dalam hal iniz kami selaku guru yang mengajar ke Renah Kasah memiliki kendala medan jalan yang sulit," bebernya.
Diakuinya bahwa, Jika diambil dari jarak desa terdekat kurang lebih 7 KM yang harus di tempuh untuk sampai ke Sekolah. Dimana jalan tersebut, hanya jalan tanah yang berlumpur diatas rawa-rawa, yang hanya ditimbun dengan kayu, tanah dan bebatuan. "Perjalanan yang kami lalui jika dalam kondisi cuaca yang panas bisa ditempuh dengan waktu kurang dari 45 menit dan itu pun jika jalan sudah banyak yang di timbun dengan pasir dan bebatuan. Namun jika kondisi curah hujan yang tinggi maka perjalanan tidak bisa ditempuh dengan waktu 1 jam saja. Karena banyak nya kendala yang kami lalui di jalan. Dari mulai jalan yang tertutup dengan air dari luapan sungai dan bahkan sering lebih parah dari itu," ungkapnya.
Namun yang paling menyedihkan kata Roy, dari jarak 7 KM ada sekitar 1 Km jalan yang sangat berat medan nya jika di musim penghujan. Terkadang mereka harus melalui jalan yang sangat tinggi genangan airnya bisa mencapai kedalam 1 meter. Itu belum jalan yang berlumpur dan berlubang serta jalan yang licin. Dan tidak jarang terjatuh sehingga peralatan sekolah semuanya basah. "Bahkan terkadang air masuk kedalam mesin motor sehingga kami harus bareng-bareng untuk memperbaiki," ucapnya dengan nada sedih.
Untuk itu, ia sangat berharap kepada Pemerintah Daerah, adanya solusi yang konkrit dan cepat tanggap agar mereka bisa menempuh jalan ke Sekolah seperti guru-guru lainnya. "Niat kami hanya bagaimana anak-anak di Renah Kasah tetap merasakan pendidikan, meskipun setiap harinya menempuh medan yang berat. Sulit mencari guru yang mau mengajar di Pelosok seperti kami," ujarnya.
Hal senada juga sisampaikan salah seorang warga setempat. Dimana ia mengatakan bahwa, setiap tahun Politik, Renah Kasah selalu menjadi tempat untuk mengumbar janji politik pagi politikus.
"Kami minta wakil rakyat, agar bisa memperhatikan kondisi jalan Desa kami, jangan disaat kampanye caleg mereka sanggup datang ke Desa Renah Kasah meskipun kondisi jalan buruk dan baju mereka kotor tidak dipedulikan," ungkapnya.
Namun, setelah duduk di kursi empuk anggota DPRD tidak ada satupun ada aspirasi dewan yang berlokasi di Desa Renah Kasah. "Seakan akan desa kami terlupakan, kami mohon adanya perhatian dari Pemkab dan Dewan," keluhnya.
Penulis: Doni Sobri Editor: Riyan