Selasa, 1 Juli 2025

Potensi Budidaya Sistem KJA Cenderung Menurun

Selasa, 25 Desember 2018 - 20:53:53

BN, BATANGHARI – Potensi budidaya ikan sistem kerambah jaring apung (KJA) di sungai wilayah kabupaten Batanghari mencapai 60.000 unit. Sementara untuk pemanfaatan mencapai 1.200 unit.

Dimana pemanfaatan sungai sebagai lokasi budidaya ikan sistem KJA kedepan cenderung menurun, dikarenakan tingginya angka kematian ikan akibat penurunan kualitas baku air sungai.

Demikian disampaikan Plt Kepala Dinas Perikanan kabupaten Batanghari, Ir Kusumo Adiwijoyo, kepada media ini baru-baru ini.

Menurutnya, pembesaran ikan yang dilakukan dengan sistem kolam dan kerambah jaring apung menjadi salah satu mata pencaharian petani yang ada di kabupaten Batanghari.

Dimana sentra produksi ikan patin saat ini terdapat di kecamatan Pemayung, kabupaten Batanghari. Yaitu di kelurhana Jembatan Mas, Senaning, Lubuk Ruso, Teluk Ketapang dan Ture dengan jumlah kolam lebih dari 1.000 unit.

Sementara luas kolam untuk pembesaran ikan patin 250-350 meter setiap petak kedalama air 2-3 meter, padat tebar mencapai 3.000-5.000 ekor benih patin. Sementara rata-rata masa pembesaran benih patin sampai 5 bulan lebih, dengan hasil panen 1,2-2 ton/kolam dengan berat perekor diatas 500 gram.


Budidaya ikan sistem kolam sebesar 220 hektar, sementara pemanfaatan baru 57 hektar pada tahun 2017," katanya.

Jenis ikan yang diproduksi adalah patin sekitar 80 persen dan sisanya ikan nila. Jumlah produksi ikan budidaya rata-rata sekitar 7 ton perhari. Tujuan pemasaran lokal dalam kabupaten Batanghari, kota Jambi, Sarolangun dan Bangko. Sebagian besar pembudidaya ikan menggunakan pakan pabrik, sebagiannya lagi menggunakan pakan mandiri atau buatan.

Untuk mengatasi permasalahan terus naiknnya harga pakan pabrik, sejak tahun 2015 melalui bantuan mesin pakan dari kementrian kelautan dan perikanan, pembudidaya ikan mulai membuat pakan sendiri dengan bahan baku bersumber dari lokal.

Dimana kelompok pembuat pakan mandiri mengumpulkan bahan baku sesuai dengan kebutuhan untuk formulasi pakan, bahan baku dipesan dari kota jambi, Kuala Tungkal dan Lampung.

Terdapat selisih nilai harga pakan pabrikan dengan harga pakan mandiri yang dibuat oleh pembudidaya. Dimana untuk memproduksi 1 kilo pakan mandiri diperlukan biaya Rp 5.000 sampai Rp 5.500. Sedangkan harga pakan pabrik dengan kualitas yang sama, harganya sekitar Rp 9.000 sampai Rp 10.500 perkilo,” bebernya.

Menurutnya, penggunakan pakan mandiri pada pembesaran ikan patin di kolam telah terbukti dapat menekan biaya produksi lebih dari 30 persen dibanding dengan pakan pabrik.

Saat ini, kata dia, terdapat 9 kelompok pembudidaya ikan di kabupaten Batanghari yang membuat pakan mandiri dengan produksi perhari sekitar 3.000 sampai 4.000 kilogram. Walaupun pakan mandiri dapat menekan biaya produksi, muncul permasalahan baru, yaitu bahan baku yang terkadang tidak tersedia, kalaupun ada harganya mahal.

Contoh, ikan rucah/BS sebagai bahan baku utama dalam pembuatan pakan ikan mandiri dipesan dari Kualatungkal. Apabila tidak musim, maka ikan rucah ini menjadi langka dan mahal.

Di kabupaten Batanghari terdapat 1.200 unit kolam ikan, lebih dari 90 persen tersebar di kecamatan Pemayung. Dan jumlah KJA lebih 1.00 unit terdapat di kecamatan Muarabulian dengan sentra di desa Aro.

Diakuinya, bimbingan dan pendampingan dilapangan dilakukan oleh penyuluh perikanan, penyuluh perikanan bantu (PPB), BPBAT Sungai Gelam, balai diklat kelautan dan perikanan Medan dan petugas teknis dinas Kabupaten Batanghari.

Diaman kelompok pembuat pakan mandiri sejak tahun 2015 mendapatkan bantuan mesin pencetak, mesin penepung, bantuan bahan baku dan kendaraan roda tiga dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Saat ini pemerintah daerah melalui Dinas Perikanan terus mendrorong peningkatan produksi perikanan, terutama melalui pegembangan pakan ikan mandiri dengan membangun sarana prasarana, bimbingan penyuluhan formulasi pakan yang murah, efisien dan bahan bakunya tersedia di daerah,” katanya.

Diakuinya, dinas Perikana kabupaten Batanghari pada tahun 2018 telah memberikan bantuan sarana prasarana berupa gudang pakan sebanyak 2 unit di desa Aro dan desa Lubuk Ruso untuk kelancaran produksi pakan mandiri di kelompok,” terangnya. (mon)

Penulis: Raden Deni
Editor: Chairudin