Selasa, 1 Juli 2025

Diserang Virus Jembrana, Belasan Sapi Warga Mati

Senin, 14 Januari 2019 - 15:16:08
//Ilustrasi

//Ilustrasi

MUARABULIAN - Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) kabupaten Batanghari menyatakan, belasan ekor ternak sapi Bali yang dikembangkan petani di wilayah setempat mati akibat serangan virus Jembrana atau parasit darah.

Plt Kepala Disbunak kabupaten Batanghari, Irwan AM.d SP melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Yannofa, mengatakan, belasan kasus sapi mati akibat virus jembrana tersebut berdasarkan hasil laboratorium di balai Veteriner Bukit Tinggi Sumatrera Barat.

Dimana dari data yang tercatat pada bidang peternakan dan kesehatan hewan dinas Perkebunan dan peternakan Batanghari terdapat 17 ekor ternak sapi warga mati akibat terserang virus jembrana. Jumlah kasus tersebut terjadi pada tahun 2018 lalu.

“ 17 kasus ini positif Jembrana berdasarkan hasil uji laboratorium di balai Veteriner Bukit Tinggi Sumatera Barat. Kasus ini terjadi di tahun 2018,” tegas Yannofa di Muarabulian, Senin (13/1/2019) kemarin.

Diakuinya, bahwa dari 17 ternak sapi yang mati akibat virus jembrana itu, 12 ekor diantaranya mati dipotong paksa karena sudah terkena virus tersebut. Sementara 5 ekor lagi mati tanpa dipotong paksa..

Yannofa mengakui jika di tahun 2018 kasus jembrana di Batanghari jauh menurun dibanding pada tahun sebelumnya. Hal itu berkemungkinan dikarenakan pihak dinas Perkebunan dan Peternakan sudah melakukan langkah pencegahan dengan pemberian vaksin terhadap ternak yang belum terkena virus. Ini untuk mengurangi gejala, terutama di daerah yang dianggap endemik.

Gejala umum sapi Bali terkena penyakit jembrana, di antaranya masa inkubasi 4 hingga 12 hari disertai tanda-tanda suhu tubuh meningkat hingga 42 derajat Celsius. Diare yang bercampur darah, terjadi pembengkakan pada kelenjar limfeprescapularis, prefemoralis,dan parotis. Terlihat adanya bercak (berkeringat) darah pada kulit, lesu dan tidak mau makan, hingga kematian mendadak (jika telah akut).(*)

 

Penulis: Raden Denni
Editor: Raden Denni