BATANGHARI - Memasuki musim kemarau, sangat berdampak pada pertanian di sejumlah daerah. Dampak yang terparah terjadi di kecamatan Muarabulian. Di mana puluhan hektar tanaman padi sawah di daerah itu mengalami gagal panen atau fuso.
Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura kabupaten Batanghari, Arif Budiman melalui Kabid Produksi Pertanian, Isnen SP, dikonfirmasi media ini di Muarabulian mengatakan, berdasarkan data yang diterima pihaknya dari laporan petuags lapangan (POPT) yang ada di wilayah kecamatan Muarabulian mengatakan, saat ini terdapat 72 hektar tanaman padi sawah di kecamatan Muarabulian mati alias fuso.
Puluhan hektar padi sawah yang fuso itu berada di 3 desa, yakni desa Pasar Terusan, desa Napal Sisik dan desa Malapari. Dengan rincian luas lahan yang fuso, untuk desa Pasar Terusan 40 hektar, Napal Sisik 7 hektar dan Malapari 25 hektar.
“ Saat ini ada 72 hektar padi sawah di 3 desa yang fuso. Data itu kita terima dari laporan POPT setempat. Laporan itu kita terima pada tanggal 14 Agustus 2019,” kata Isnen, Kamis (15/8/2019).
Isnen mengatakan, jumlah tersebut berkemungkinan akan bertambah jika kemarau terus berlanjut. Namun, guna mengantisipasi meluasnya jumlah padi sawah yang fuso tersebut, saat ini dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura bekerjasama dengan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batanghari, berupaya melakukan penyiraman air terhadap areal persawahan yang kekeringan menggunakan 2 unit mesin pompa air milik BPBD dengan cara memanfaatkan sumber air yang ada, baik melalui sungai Batanghari dan sumber air lainnya.
“ Untuk mengantisipasi gagal panen, kita DTPH bekerjasama dengan BPBD tengah melakukan penyiraman terhadap lahan sawah yang kekeringan. Dimana sejauh ini ada 2 mesin pompa air milik BPBD Batanghari diturunkan untuk penyiraman dengan memanfaatkan sumber air yang ada,” kata Isnen menjelaskan.
Isnen berharap jumlah luas tanaman padi sawah yang terkena dampak kekeringan di Batanghari saat ini tidak meluas. Namun dia juga memprediksi jika musim kemarau berlangsung lama, berkemungkinan jumlah luas tanaman padi sawah yang masuk kategori kekeringan berat akan fuso.
“ Mudah-mudahan dengan upaya penyiraman yang dilakukan di areal sawah yang kekeringan itu, padi sawah petani tidak kekeringan yang berakibat fuso,” tutup Isnen berharap.
Untuk diketahui sebelumnya Isnen pernah mengatakan, dari 2.988 hektar luas lahan pertanaman komoditas tanaman pangan (Padi-red) di kabupaten Batanghari, saat ini yang mengalami kekeringan seluas 1.148 hektar. Luas lahan yang kekeringan tersebut, terbagi kedalam tiga tingkatan, yakni ringan, sedang dan berat. Dari jumlah itu rinciannya yakni, kekeringan ringan mencapai 829 hektar, kekeringan sedang seluas 258 hektar dan kekeringan berat mencapai 411 hektar.(mon)
Penulis: Elmir RayyanEditor: Riyan