Selasa, 1 Juli 2025

Lulus Kuliah di Kairo, Zainaba Dapat Perhatian Bupati Masnah

Senin, 19 Agustus 2019 - 17:07:46
Bupati Muarojambi saat dikonfirmasi media kemarin..

Bupati Muarojambi saat dikonfirmasi media kemarin..

BATANGHARINEWS.COM - Zainaba Jumrinata salah seorang santri asal kabupaten Muaro Jambi, Warga Rt 10 Desa Sekernan, kecamatan Sekernan yang mengikuti tes jalur mandiri di UIN Sunan Ampel Surabaya dan berhasil lulus menjadi mahasiswa universitas ternama dunia yaitu Al-Azhar di Kairo Mesir. Yang sebelumnya sempat diberitakan Terancam gagal berangkat kareana Terkendala keterbatasan dana.

Mendengar pemberitaan yang santer terdengar ini, akhirnya Bupati Muaro Jambi Hj.Masnah Busro Merespon dengan baik, Dan berjanji akan membantu Zainaba untuk mewujudkan cita-cita nya mengenyam pendidikan di Al-Azhar Kairo Mesir.

" Saya kan baru tahu masalah ini dari pemberitaan media dan belum bertemu langsung dengan anak nya," sebut Bupati.

Lebih lanjut Bupati mengatakan, akan segera memberikan bantuan kepada Zainaba,

" Secepatnya akan kita cari anak nya, untuk selanjutnya kita berikan bantuan, insyaallah secepatnya," ungkap Bupati.

zainaba Jumrinata, merupakan anak pertama dari pasangan bapak Bukhori dan ibu Rahina warga Rt 10 Desa Sekernan Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muarojambi, yang merupakan santri teladan sekaligus hafal Alquran 30 juz alumni dari pondok pesantren jauharul falah yang berlokasi di desa sungai terap kecamatan Kumpeh ulu kabupaten Muaro Jambi.

"Alhamdulillah anak saya lulus dengan menduduki peringkat ke 188 dari kuota 1000 untuk Indonesia," ungkap sang Ayah".

Diterangkan Bukhori, usai menamatkan pendidikan di Pesantren itu, atas saran gurunya Zainaba Jumrinata mengikuti bimbingan di Ponpes Mumtaza di Bojonegoro untuk mendalami bahasa arab dan menghafal Alqur'an 30 judz yang menjadi syarat mutlak lulus Universitas Al-Azhar. Selama bimbingan empat bulan di sana, dia sudah merogoh kocek sekitar Rp15 jutaan. Beruntungnya bimbingan tersebut membuahkan hasil yang memuaskan. Namun setelah dinyatakan lulus, timbul persoalan baru. Bukhori yang kesehariannya hanya menyadap karet dan menjadi Imam Mesjid kekurangan biaya untuk memberangkatkan anaknya ke Kairo.(std)

 

Penulis: Sutan Muda Daulay
Editor: Riyan