MUARABULIAN - Tidak sia-sia perjuangan tim fasda Program PINTAR Tanoto Foundation pembelajaran Kabupaten Batanghari. Selama 4 bulan ini tertatih tatih membangun grup edukasi BBDR secara mandiri.
“Belajar dari rumah (BDR) harus dilaksanakan terprogram, dan semua guru harus kita latih melalui modul Tanoto Foundation, agar pjj menjadi lebih bermakna,” ujar Titien Suprihatien, salah satu inspirator Batanghari belajar dari rumah, Senin, (14/9/2020).
Grup edukasi BBDR sengaja dibuat pada tanggal 24 Maret 2020, untuk menindak lanjuti kebijakan pjj yang dikeluarkan Kemdikbud. Efek Pandemi, kondisi yang tiba-tiba ini, membuat tidak semua guru bahkan sekolah siap memberikan pembelajaran jarak jauh kepada siswanya.
“Lalu kami bersama guru lainnya, membuat live streaming pembelajaran dari facebook di setiap kelas, dan itu jauh lebih murah biayanya,” tambahnya.
Banyak guru menjadi bingung dan sesaat terdiam, belum tau langkah apa yang harus ditempuh. Kondisi ini melatarbelakangi terbentuknya BBDR.
Menteri kala itu menyatakan bahwa proses belajar di rumah dilaksanakan dengan beberapa ketentuan, seperti memberikan pembelajaran yang bermakna, tak terbebani tuntutan menuntaskan kurikulum, berfokus pada kecakapan hidup seperti pendidikan tentang Covid-19.
Aktivitas dan tugas yang bervariasi diantara siswa, sesuai dengan minat dan kondisi setiap siswa, memberikan umpan balik kualitatif tanpa harus memberikan skor atau nilai kuantitatif.
Himbauan Mas Menteri tidak serta merta membuat sekolah sekolah mampu mendesain pjj yang bermakna, masih menjamur kala itu pemberian tugas-tugas klasik seperti mencatat bab demi bab dari buku paket atau mengerjakan soal-soal yang ada di buku.
Anak bangsa harus di selamatkan, BBDR tayang perdana pada Tanggal 26 Maret 2020 dengan materi “waspada Covid 19”. Langkah-langkahnya yaitu, Menyiapkan grup simulasi.
Tidak mudah untuk memberilan pembelajaran live streaming. Apalagi bagi guru yang terbiasa memberikan pembelajaran tatap muka di depan kelas. Untuk mengatasi kondisi ini kami menyediakan grup simulasi yang dapat digunakan oleh seluruh narasumber untuk latihan sebelum tampil live di BBDR.
Kedua, Memberikan ateri tematik, life skiil dan unik. Siswa bukanlah robot, yang bisa diprogram untuk segala macam hal. Siswa kita punya keterbatasan, mereka tak hanya butuh belajar dan mengerjakan tugas tugas, tapi juga butuh waktu untuk aktivitas lainnya.
“Ada 5 materi pelajaran yang disampaikan di BBDR secara bergantian oleh para Fasda Program PINTAR Tanoto Foundation yaitu: IPA, Bahasa Ingris, bahasa Indonesia, IPS, Matematika,” ujar Ahmad Jalaludin, salah satu satu narasumber BBDR.
Selanjutnya, Umpan Balik dan Respon Positif, Siswa tak butuh nilai berupa angka angka belaka, mereka sungguh menjadi bahagia ketika diberikan pujian dan semangat untuk terus berkarya. Inilah tugas semua fasda, kami saling bahu menbahu, saling memberikan dukungan, komentar positif, dan pujian.
Siswa yang memposting karyanya, memotivasi guru lainnya untuk terus membimbing siswa masing masing. Walau raga tak bersua, ada tali yang mengikat kami untuk terus belajar, mengeksplor diri dan menginspirasi.
Terakhir, Rafleksi dan Tindak Lanjut, yakni Sama seperti pembelajaran di dunia nyata, di BBDR pun siswa diminta untuk memberikan refleksi, apa yang mereka rasakan, apa yang mereka inginkan, apa yang harus diperbaiki, apa yang sudah berhasil, apalagi yang ingin mereka pelajari BBDR membuka diri memaknai respos dari siswa, melakukan refleksi diri, berbenah memanfaatkan waktu dan energi yang ada untuk terus berbuat kebaikan.
Setelah satu semester berlalu, sekarang setiap sekolah mulai berbenah, memilih aplikasi yang dianggap paling efektif untuk PJJ. Semoga kedepan akan lebih banyak guru-guru yang mau berkontribusi di BBDR yang akan tetap mengudara live streaming di FB. Sengaja dipilih aplikasi facebook karena lebih merakyat dan digunakan hampir di semua kalangan.
Penulis: Kms ChairudinEditor: Elmirayyan